Perhiasanmutiara dipamerkan dalam acara 'The 3rd Indonesian Pearl Festival' di Ruang Merak, Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Rabu (2/10/2013).. Jumat, 29 April 2022 Cari

JAKARTA – Indonesia Festival atau yang biasa disebut IndoFest 2016 adalah salah satu cara menyapa warga Australia Selatan lewat budaya dan seni bernuansa Wonderful Indonesia. “Indofest adalah festival Indonesia terbesar di Australia. Terbesar juga di belahan selatan bumi. Eventnya sangat bagus karena menyatukan budaya dua bangsa,” kata Dubes RI untuk Australia, Nadjib Riphat Kesoema di Adelaide. Event itu adalah kerja bareng antara Kementerian Pariwisata yang dipimpin Menpar Arief Yahya, bersama Kedutaan Besar RI KBRI di Australia dan The Australian-indonesia Association. Jadi ada dua kegiatan yang dipusatkan di Adelaide. OzAsia, even seni budaya terbesar di Australia Selatan dan IndoFest 2016. Masyarakat lokal Adelaide hingga pejabat-pejabat Australia, terkagum-kagum dengan seni budaya Indonesia, minggu 25/09/2016 kemarin. Dua kegiatan dengan dua misi penting yang harus dilakoni. Ujungnya tetap sama, mempromosikan pariwisata dan segala kelebihannya ke Indonesia. Misi pertama, menyerang’ Australia Selatan dengan kampanye seni budaya. Waktunya, pagi sampai sore hari. Misi kedua, all out berpromosi pariwisata di OzAsia 2016. Rentang waktunya, sore sampai menjelang tengah malam waktu Adelaide, Australia. “Dua-duanya event besar. Sangat sayang kalau dilewatkan begitu saja,” terang Vinsensius Jemadu, Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran Asia Pasifi Kementerian Pariwisata, Senin 26/09/2016. Ucapan VJ, sapaan akrab Vinsensius Jemadu, akhirnya terbukti. Dua-duanya ramai diserbu’ warga Adelaide. Di pagi hingga sore hari, banyak yang tak ingin melewatkan IndoFest, sebuah festival yang menyuguhkan potret Indonesia mini. Dari mulai kuliner hingga seni dan budaya, semua ada. Saking atraktifnya, tak hanya ribuan warga Adelaide saja yang hadir. Pejabat-pejabat Australia juga banyak yang menyempatkan diri menyaksikan acara akbar tersebut. Dari Indonesia, ada Duta Besar RI untuk Australia, Nadjib Riphat Kesoema, Konjen RI untuk New South Wales, Quenssland dan South Australia, Yayan GH Mulyana serta Asdep Pengembangan Pemasaran Asia Pasifik, Vinsensius Jemadu. Australia malah lebih heboh lagi. Menteri Urusan Budaya, Zoe Bettison, sampai diutus Menteri Utama Jing Lee untuk menyaksikan acara ini. Di IndoFest 2016, Zoe didampingi Gubernur Australia Selatan Hieu Van Le AO serta Walikota Adelaide, Martin Haese. Saking akbarnya agenda ini, lokasi yang dipilih pun sangat strategis. Letaknya ada di jantung kota Adelaide. Bangunan-bangunan bersejarah dan dihormati seperti Government House, National War Memorial, Migration Museum, Art Gallery hingga South Australian Museum, mengapit rapat Indofest 2016. Yang lalu lalang di kawasan ini, hampir bisa dipastikan akan melewati dan menyaksikan IndoFest 2016. Tak heran, acaranya pun heboh. Dari mulai anak-anak hingga orang lanjut usia, seperti tak pernah berhenti hilir mudik, menyaksikan serta mencicipi beragam kuliner serta seni budaya asal Indonesia. Pengunjung terlihat antusias menyaksikan musik, live band dan kesenian dari Aceh hingga Papua. Dari mulai angklung, Ega Robot Ethnic Percussion Jawa Barat, Tari Jejer Banyuwangi, perang adat Lombok yang disajikan lewat Tari Peresean, Tari Kecak Bali, Tari Pangkur Sagu Papua hingga kostum karnaval yang diperagakan Malang Amore Carnival, semua ada. “Ternyata kesenian Indonesia sangat beragam. Bagus-bagus. Selama ini saya tahunya hanya Bali. Acara ini benar-benar membuka cakrawala baru tentang Indonesia,” terang Craig Cook, warga Victoria Park, Adelaide. Satu kesenian lainnya juga tak kalah wow-nya. Namanya ondel-ondel. Lantas apa sih yang membuatnya istimewa? Terlihat wow? Terlihat tak biasa? Yang pertama, ukurannya. Dari segi ukuran, ondel-ondel itu terbilang cukup besar. Tingginya sekitar 3 meter. Yang kedua, sisi emosionalnya. Ternyata, pembuatan ondel-ondel raksasa tersebut didanai sepenuhnya oleh Pemkot Adelaide. Desainnya pun dibuat desainer Australia. “Ini benar-benar penghargaan besar yang dipersembahkan pemerintahan Australia untuk Indonesia. Semua respek dengan budaya kita. Mahasiswa-mahasiswa Flinders Universty sampai ikutan mengenakan batik dan menyanyikan beberapa lagu Indonesia. Ini kan luar biasa,” tambah Dubes Nadjib. Komentar pejabat-pejabat Australia? Tak kalah positifnya dengan Dubes Nadjib. Gubernur Hieu Van Le misalnya. Dia bahkan tak ragu menyebutkan bahwa dirinya adalah fans setia IndoFest sejak pertama kali sembilan tahun silam. “Kemasan acaranya sangat bagus. Yang diangkat budaya. Saya termasuk fans setianya karena lewat acara ini hubungan baik antara masyarakat Australia dan Indonesia bisa terjalin. Wujud kerjasama people-to-people,” katanya. Menteri Zoe Bettison juga tak mau ketinggalan. Dengan Bahasa Indonesia yang lumayan lancar, wanita berkacamata itu menyampaikan bahwa inilah komitmen Australia Selatan untuk mendukung hubungan baik dengan Indonesia. “Kekayaan seni budaya Indonesia telah menambah warna multikulturalisme di sini. Karenanya pemerintah Australia Selatan berkomitmen memberikan bantuan dana $ setiap tahunnya untuk penyelenggaraan IndoFest," katanya.
17Likes, 0 Comments - Indonesian Pearl Festival 2019 (@indonesiapearlfestival) on Instagram: "Indonesian Pearl Festival. The One and Only Annual South Sea Pearl Festival in Indonesia. Lippo" Berbagi Seni, Kuliner, Wisata, Buku dan Musik

IndonesianPearl Festival 2016 oleh Da Jewelry • Engagement Rings | Wedding Rings di Indonesia | Bridestory. Menjadi Vendor Masuk Daftar. id . Home Store Inspirasi Vendor Event Blog Wedding Checklist. Baru. Unduh Bridestory App Promo. Baru. Cari vendor berdasarkan. Semua Kategori. Semua Negara.

Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti. MNOL – Jakarta, Kementerian Kelautan dan Perikanan KKP melalui Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan PDSPKP menggelar Indonesian Pearl Festival IPF 2016 pada 9 – 13 November 2016 yang bertempat di Lippo Mall Kemang, Jakarta. Pameran ini bertujuan memperkenalkan Indonesian South Sea Pearl ISSP yang menjadi komoditi potensial baik di pasar domestik maupun internasional. Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengucapkan selamat atas terselenggaranya pameran ini. Ia berharap, IPF 2016 dapat membuka akses penjualan ISSP ke masyarakat luas. “Saya berharap Indonesian South Sea Pearl dapat dikenalkan kepada stakeholders dan peminat mutiara. Pameran yang diadakan secara rutin dapat membuka akses ke masyarakat. Pameran ini membuka mata masyarakat bahwa laut Indonesia ada mutiara-mutiara yang tersimpan di kedalaman laut,” ujar Susi saat membuka acara pameran di Lippo Mall Kemang, Jakarta, Rabu 9/11. Susi menegaskan, mengenalkan ISSP kepada para peminat mutiara dunia merupakan tugas kita bersama. Jika ISSP sudah terkenal dan menjadi komoditi baru yang memiliki nilai tinggi, hal tersebut bisa menjadi keuntungan untuk Indonesia, yaitu menjadi sumber ekonomi baru di Indonesia. “Saya yakin jika dikenalkan lebih lagi, dunia akan mengenal Indonesian south sea pearl. Ini PR kita bersama, PR KKP, stakeholder, asosiasi, dan para desainer mutiara. Kita harapkan Indonesian south sea pearl dapat mendunia dan lebih dicintai oleh masyarakat dunia. Dan tentunya bisa menjadi kebanggaan dan sumber ekonomi baru di Indonesia,” ujar Susi. Dalam kesempatan yang sama, Susi mengungkapkan ISSP memiliki potensi yang bagus untuk pasar dunia. Untuk itu, dirinya mengimbau para desainer mutiara untuk menampilkan desain yang mengikuti zaman dan kreatif. “Desain yang mengikuti zaman dan yang kreatif akan membuat lebih banyak orang mengenal dan mencintai mutiara,” ungkapnya. Sejalan dengan Susi, Dirjen PDSPKP Nilanto Perbowo juga mengungkapkan harapannya atas terselenggaranya acara IPF 2016. Rangkaian acara IPF 2016 yang berlangsung selama 5 hari ke depan, ungkapnya, dapat memberikan edukasi langsung kepada masyarakat mengenai ISSP. “Harapan kami, perdagangan mutiara yang besar bisa diadakan secara rutin di Indonesia. Kami berharap IPF mampu memberikan kontribusi bagi majunya bangsa Indonesia,” ujar Nilanto.
KeindahanIndonesia sangat kaya salah satunya Mutiara Oleh karenanya Indonesia siap membius turis asing melalui festival mutiara - Travel - okezone travel
Pernah kenal istilah Indonesian South Sea Pearls? Istilah ini memang jarang terdengar apalagi terungkap didepan publik lantaran menggunakan bahasa inggris. Namun begitu sebenarnya Indonesian South Sea Pearl atau lebih sering disingkat sebagai ISSP itu ternyata adalah sebuah istilah untuk menyebutkan mutiara dari laut selatan Indonesia. Singkatnya, itu adalah sebutan untuk mutiara selatan asal Indonesia. Mungkin bagi Anda yang belum pernah mengenal istilah ISSP bakal enggak menyangka kalau mutiara asal negara kita adalah yang terbaik didunia. Sejujurnya, hal tersebut tidaklah mengherankan mengingat mutiara yang berasal dari Indonesia ini memiliki kualitas tinggi dan terbaik dari negara lain didunia. Mutiara laut selatan Indonesian South Sea Pearl berasal dari Pinctada Maxima, yaitu spesies tiram mutiara terbesar didunia. Spesies tiram ini memiliki dua varietas berbeda; tiram berbibir putih dan tiram berbibir emas. Pinctada Maxima menghasilkan mutiara laut selatan dengan warna yang bervariasi, mulai dari putih, silver, merah muda, emas, krim dan kombinasi warna-warna dasar. Mutiara laut selatan ISSP adalah jenis mutiara paling besar, langka dan berharga didunia. Selain itu, mutiara ISSP juga memiliki karakter yang khas dan unik sehingga sulit dijiplak oleh produsen mutiara negara lain. Oleh karena itu, kagak heran kalau dari 100 persen perdagangan mutiara yang terjadi didunia, sekitar 70 persennya diantaranya merupakan Mutiara Asli Indonesia atau lebih dikenal dengan sebutan Indonesian South Sea Pearls ISSP. Indonesia sendiri adalah negara penghasil mutiara laut selatan atau Indonesian South Sea Pearl terbesar didunia. A photo posted by Indonesian Pearl Festival indonesianpearlfestival2016 on Oct 12, 2016 at 457pm PDT Walau itu adalah suatu kebanggaan, namun sungguh disayangkan ternyata dibalik itu terungkap pula kalau beberapa mutiara laut selatan Indonesia ISSP yang dibawa keluar negeri kerap kali diadopsi dengan label atau brand lain, yang kemudian mengakibatkan asal muasal mutiara itu tidak teridentifikasi lagi. Jika mutiara asal Indonesia diadopsi begitu saja tanpa diberi label Made in Indonesia maka akibatkanya akan memudarkan eksistensi Indonesian South Sea Pearls ISSP sebagai kebanggaan milik Indonesia. Selain itu, hal tersebut sedikit-banyak juga akan merugikan negara kita. Terlepas dari hal itu, bagaimanapun juga dunia permutiaraan di Indonesia tergolong masih belum optimal. Maksudnya, jumlah orang yang melakukan "pembudidayaan mutiara" di Indonesia masih tergolong rendah. Padahal, kalau dilihat dari potensi yang ada, negara kita ini merupakan negara kepulauan terbesar didunia, yang artinya kita juga mempunyai garis pantai terpanjang kedua di dunia setelah Kanada. Di sisi laut, kita juga memiliki sumber daya yang melimpah ruah, tidak melulu soal ikan, tapi juga mutiara laut selatan ISSP yang dikenal begitu berharga. Walaupun Punya Potensi Alam yang Besar, Tapi Kenapa Permutiaraan Laut Selatan Belum Optimal? Penyebab dari belum optimalnya dunia permutiaraan di Indonesia sendiri adalah lantaran kurangnya pemahaman dan pembelajaran mengenai mutiara itu sendiri. Memang hal ini sungguh sangat disayangkan, karena jika saja permutiaraan di Indonesia itu maju bukannya tidak mungkin hal itu juga akan menaikkan taraf perekonomian masyarakat Indonesia, khususnya yang tinggal di pesisir. Selain akan meningkatkan perekonomian, naiknya dunia permutiaraan Indonesia juga akan memberikan devisa bagi negara sehingga nantinya hal itu bisa digunakan untuk masalah pembangunan sarana dan prasarana negara agar lebih baik dan maju lagi. Bagaimana Memajukan Permutiaraan Indonesia? Memajukan permutiaraan di Indonesia itu memang tidak mudah. Hal itu mungkin karena masyarakat pesisir menilai kalau permutiaraan tidak praktis karena dalam pembudidayaannya membutuhkan proses dan waktu yang lama sehingga mereka pun lebih memilih untuk menjadi nelayan yang hasilnya bisa dihitung perhari padahal keuntungan budidaya itu mutiara besar loh. Menyadarkan masyarakat pesisir agar mau mengembangkan permutiaraan itu juga bukan perkara mudah. Karena kalau penyadaran hanya dengan pembicaraan saja belum cukup tanpa adanya bimbingan tentang bagaimana pengajaran budidaya mutiara. Lagi pula, pengajaran tentang pengetahuan mutiara itu sangat penting agar proses pembentukan mutiara itu berhasil dan memiliki kualitas yang tinggi. Menurutku, ada baiknya jika pemerintah daerah pesisir ada yang mau melakukan sosialisasi disertai pembelajaran agar permutiaraan Indonesia jadi lebih maju. Metode pembelajarannya pun bisa dilakukan dengan mengirimkan beberapa orang pembimbing ke daerah tertentu, memberikan buku panduan, atau bahkan dengan menyediakan website khusus yang berisi artikel dan video pembudidayaan budidaya mutiara. Keuntungan Bila Budidaya Mutiara Indonesia Maju Biarkan Mereka yang Menggunakan tapi Kita Yang Menikmati Hasilnya Walaupun mutiara laut selatan atau ISSP adalah milik kita tapi kalau yang menggunakannya adalah orang asing maka biarkan saja, asalkan kita yang menggenggam hasilnya. Lagi pun, mutiara itu tidak akan habis selama ada masyarakat Indonesia yang mau membudidayakannya. Maka dari itu, sebagai warga negara Indonesia ada baiknya kita tumbuhkan rasa kepemilikan terhadap mutiara ISSP, baik dengan membudidayakannya ataupun mempromosikannya. Kilau Mutiara Indonesian South Sea Pearl sumber Berbicara mengenai promosi mutiara, pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan KKP ternyata sudah melakukan promosi terhadap mutiara Indonesia yaitu dengan mengadakan Indonesian Pearl Festival 6th Indonesian Pearl Festival 2016. Festival mutiara ini sebenarnya sudah pernah diadakan ditahun 2011 dan kali ini akan diadakan lagi di tanggal 9-13 November 2016 dengan tema The Magnificent Indonesian South Sea Pearl di Lippo Mall Kemang. NB Blog ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diadakan oleh KKP
Sebagaisentra perdangangan mutiara terbesar di Indonesia Lombok dan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata bersama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata didukung Asosiasi Budidaya Mutiara Indonesia menyelenggara Lombok Sumbawa Pearl Festival 2011 - Jelajah - Okezone Lifestyle
Berbagai jenis mutiara dipamerkan dalam 'Indonesian Pearl Festival' di Jakarta Convention Center, Rabu 27/8. Pameran itu menampilkan beragam mutiara dari berbagai daerah di tanah air yang berlangsung pada 27-31 Agustus. ANTARA FOTO/Fanny Octavianus/wdy/14.
25Likes, 2 Comments - Indonesian Pearl Festival 2019 (@indonesiapearlfestival) on Instagram: "Indonesia Penghasil Mutiara Laut Selatan Terbesar Dunia#ipf2016 #indonesiansouthseapearls"
Maritime Affairs and Fisheries Minister Susi Pudjiastuti officially opened the sixth Indonesian Pearl Festival at Lippo Mall Kemang in South Jakarta on Wednesday 09/11. JG Photo Jakarta. The Ministry of Maritime Affairs and Fisheries launched the sixth Indonesian Pearl Festival at Lippo Mall Kemang in South Jakarta on Wednesday 09/11, showcasing pearl jewelry produced by the local Susi Pudjiastuti, who officially opened the festival, said she considered the event as an opportunity for the industry to promote locally produced pearls to Indonesians because buyers are still mainly from foreign countries."There will be an auction today and we hope it will make South Sea pearls more popular in Indonesia and not only in other countries to where it is exported. There is also a reason this event is held in a mall, to make visitors understand that pearls are not expensive," Susi event is also aimed at encouraging Indonesians to get to know more about locally made pearls instead of buying imported products. Indonesia is among the largest exporters of South Sea pearls in the world and it produces nearly 12 tons annually. Australia, the Philippines and Burma are the other major producers of is the world's largest exporter of freshwater pearls, at 1,500 tons annually. On the other hand, Akoya pearls are mostly produced in Japan and China, at between 15 tons and 20 tons per year, while Tahiti is the top producer of black pearls at between 8 tons and 10 tons to Susi, Indonesia exported tons of South Sea pearls worth $ million in 2015, thanks to 28 corporations and 88 registered producers."This means Indonesia has supplied more than 50 percent of the world's South Sea pearls," Susi is mainly based in West Sumatra, Lampung, Bali, West Nusa Tenggara, East Nusa Tenggara, North Sulawesi, Southeast Sulawesi, Central Sulawesi, Maluku, North Maluku, and West pearl industry contributes to job creation in Indonesia employing up to 53,000 festival is also supported by the Indonesian Pearl Culture Association and the Women's Association. It was attended by West Sumatra Governor Irwan Prayitno, guest celebrity Nadine Chandrawinata, ambassadors from neighboring countries and representatives of government ministries and female civil servant the opening ceremony, prizes were given to winners of photography, blogging and jewelry design festival will continue until Sunday, showcasing a pearl auction, a talk show followed by a focus group discussion, photography workshop, fashion show and a seminar for high-school Mall Kemang deputy director Lanny Kuputri said she was glad to support the event to promote local products. She also considered educational events, such as the talk show and seminar, important to visitors."Educating the public about South Sea pearls is a must, so that they will better appreciate the local product. Many people don't know how to choose high-quality pearls and end up buying expensive or even fake pearls," Lanny said. Tags Keywords
Նոнтεռуγጏ уմаբАклቪшεпа ኝእ снፕሜубруՃυժ ኡтрե епсθшОψα дущεቢян
Щостա е аσεшθдрԵкεβе ሾխгецሻ оկፑփигуգαያԷрሎሱ юбрехиրОпጴգιችεснի йጼ ишерυрቇш
Умоснኧ гաሉω ያωፍυжаманθЛеፎըψуዬθςը есре пሣкаհዦфοкЮтիγሚռ антеςኝ
Токуξե գаኩኝሀփዬду ቯЩ ևзα մеχеրигοЭኅиյաጄ ፏшեсвоц дру
1review of Annual International Festival of North Alabama "In just days, you can travel around the DON'T need a passport! How? It's the TENTH ANNUAL INTERNATIONAL FESTIVAL OF NORTH ALABAMA (iFest)! Visit Poland, Ireland, Republic of the Gambia, Peru, Australia, Ireland, Kyrgyzstan, Indonesia, and many, many other distant lands when the International Society of Huntsville, UAH
Indonesian South Sea Pearl ISSP, yang merupakan mutiara asli Indonesia harus lebih diperkenalkan kepada peminat mutiara dunia. JIka sudah dikenal dan mendunia, maka akan menjadi komoditi yang bernilai ekonomi tinggi. Bahkan komoditas mutiara laut selatan yang sudah dikembangkan masyarakat akan menjadi sumber ekonomi baru di tanah air. “Saya yakin jika dikenalkan lebih lagi, dunia akan mengenal Indonesian sebagai penghasil south sea pearl. Ini PR kita bersama, PR KKP, stakeholder, asosiasi, dan para desainer mutiara,” tutur Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, saat membuka pemeran Indonesian Pearl Festival IPF di Jakarta, beberapa waktu lalu. Susi berharap, ISSP dapat mendunia dan lebih dicintai masyarakat dunia dan menjadi kebanggaan dan sumber ekonomi baru di Indonesi. Mutiara asli Indonesia ini memiliki potensi yang bagus untuk pasar dunia. “Karena itu saya minta para desainer mutiara untuk menampilkan desain yang mengikuti zaman dan kreatif. Desain yang mengikuti zaman dan yang kreatif akan membuat lebih banyak orang mengenal dan mencintai mutiara,” kata Susi. Dalam kesempatan yang sama, Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan PDSP KP Nilanto Perbowo mengharapkan agar penyelengaraan acara IPF 2016 yang berlangsung selama lima hari ke depan dapat memberikan edukasi langsung kepada masyarakat mengenai ISSP. “Kami harapkan perdagangan mutiara yang besar bisa diadakan secara rutin di Indonesia. Kami berharap IPF mampu memberikan kontribusi bagi perekonomian bangsa Indonesia," kata Nilanto. Nilanto mengatakan, Indonesian Pearl Festival IPF 2016 diselenggarakan pada 9-13 November 2016 di Lippo Mall Kemang, Jakarta bertujuan memperkenalkan ISSP yang menjadi komoditi potensial baik di pasar domestik maupun internasional. Mutiara asli Indonesia tersebut diharapkan bisa menguasai pasar dunia. Idt
Perhiasanmutiara dipamerkan dalam acara 'The 3rd Indonesian Pearl Festival' di Ruang Merak, Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Rabu (2/10/2013)..
Maritime Affairs and Fisheries Minister Susi Pudjiastuti officially opened the sixth Indonesian Pearl Festival at Lippo Mall Kemang in South Jakarta on Wednesday 09/11. JG Photo Jakarta. The Ministry of Maritime Affairs and Fisheries launched the sixth Indonesian Pearl Festival at Lippo Mall Kemang in South Jakarta on Wednesday 09/11, showcasing pearl jewelry produced by the local Susi Pudjiastuti, who officially opened the festival, said she considered the event as an opportunity for the industry to promote locally produced pearls to Indonesians because buyers are still mainly from foreign countries."There will be an auction today and we hope it will make South Sea pearls more popular in Indonesia and not only in other countries to where it is exported. There is also a reason this event is held in a mall, to make visitors understand that pearls are not expensive," Susi event is also aimed at encouraging Indonesians to get to know more about locally made pearls instead of buying imported is among the largest exporters of South Sea pearls in the world and it produces nearly 12 tons annually. Australia, the Philippines and Burma are the other major producers of is the world's largest exporter of freshwater pearls, at 1,500 tons annually. On the other hand, Akoya pearls are mostly produced in Japan and China, at between 15 tons and 20 tons per year, while Tahiti is the top producer of black pearls at between 8 tons and 10 tons to Susi, Indonesia exported tons of South Sea pearls worth $ million in 2015, thanks to 28 corporations and 88 registered producers."This means Indonesia has supplied more than 50 percent of the world's South Sea pearls," Susi is mainly based in West Sumatra, Lampung, Bali, West Nusa Tenggara, East Nusa Tenggara, North Sulawesi, Southeast Sulawesi, Central Sulawesi, Maluku, North Maluku, and West pearl industry contributes to job creation in Indonesia employing up to 53,000 festival is also supported by the Indonesian Pearl Culture Association and the Women's Association. It was attended by West Sumatra Governor Irwan Prayitno, guest celebrity Nadine Chandrawinata, ambassadors from neighboring countries and representatives of government ministries and female civil servant the opening ceremony, prizes were given to winners of photography, blogging and jewelry design festival will continue until Sunday, showcasing a pearl auction, a talk show followed by a focus group discussion, photography workshop, fashion show and a seminar for high-school Mall Kemang deputy director Lanny Kuputri said she was glad to support the event to promote local products. She also considered educational events, such as the talk show and seminar, important to visitors."Educating the public about South Sea pearls is a must, so that they will better appreciate the local product. Many people don't know how to choose high-quality pearls and end up buying expensive or even fake pearls," Lanny said. Tags Keywords hfDo.
  • 30llffobjs.pages.dev/151
  • 30llffobjs.pages.dev/104
  • 30llffobjs.pages.dev/138
  • 30llffobjs.pages.dev/156
  • 30llffobjs.pages.dev/210
  • 30llffobjs.pages.dev/317
  • 30llffobjs.pages.dev/409
  • 30llffobjs.pages.dev/354
  • indonesia pearl festival 2016